Yamaha Lexam bisa Gagal Total?

Sebuah bebek matic? Mungkin ide bagus, mungkin juga tidak.

Seperti kita tahu sekarang pasaran matic sedang berkembang pesat. Pertumbuhannya luar biasa, sehingga raksasa seperti Honda dan Yamaha mengeluarkan segala macam cara untuk menguasai pasar baru yang sedang hot ini. Untuk Honda yang selama ini adem ayem dan selalu konsen di pasar bebek, mulai tahun ini terlihat sangat serius untuk menguasai pasaran motor yang punya slogan “Hare gene oper gigi? Cape dee…” tersebut.

Walaupun pasar sedang berkembang sangat pesat, Yamaha melihat peluang baru untuk memasarkan sebuah matic dengan tampilan bebek. Namanya Lexam, gambarnya sudah wara wiri di Internet, dan gosipnya sih sedang dicoba YMKI. Lexam sudah populer di Vietnam dan YMKI pun sedang berpikir-pikir untuk memasarkannya disini. Pertanyaannya sederhana saja, apa bebek matic ini bisa laku?

Ada beberapa faktor utama yang menjadi sebab motor matic sangat laku di Indonesia. Kalau saya telaah secara sederhana, demikianlah sebab-sebabnya :

1. Simpel, ga perlu ganti gigi. Sangat ideal untuk jalan diperkotaan yang harus lincah dan manuver tinggi

2. Adanya dek depan jadi bisa bawa anak ataupun bawa barang. Nouvo yang dijual tanpa dek terbukti kalah laku dengan Vario

3. Sedang “in” dan “happening”, saat ini semua orang “pindah” ke matic. Ga punya matic? Ga gaul dong

4. Karena sedang ngetrend, sparepart modifnya ngamprah, banyak, dan murah.

5. Gampang dimodifikasi dibuatkan style custom antara retro ataupun extreme. Gaya jadul, funky, hingga low rider sangat eye catching dan bikin bangga empunya motor.

Diantara 5 poin diatas, Lexam hanya punya satu poin. Bagaimana bisa sukses?

Dari info yang saya dapatkan, memang matic masih sulit diterima di daerah. Hal ini sudah saya tanyakan dengan teman-teman saya yang tinggal dipelosok. Kalau mau murah dan irit ya bebek, bukan matic. Sepertinya paradigma ini akan tetap ada dalam beberapa tahun ini.

Mungkin saja hal ini yang dijadikan alasan Yamaha untuk merilis Lexam dipasar, untuk menjadi jembatan antara bebek dan matic. Alasan kedua, mungkin Yamaha berminat menjadi pabrikan matic bebek pertama, yang dengan rilisnya Lexam ini Yamaha memiliki line up matic yang lumayan komplit.

Tetapi dengan pasar yang sudah berkembang pesat dan pengetahuan konsumen mengenai matic sudah ditingkat aman, sepertinya tidak perlu bagi Yamaha untuk gambling dengan Lexam. Sebaiknya Yamaha menggunakan waktu dan sumber dayanya untuk masuk ke pasaran retro modern dengan Fino, dan matic premium dengan Majesty, agar tidak ketinggalan dengan rivalnya, supaya tetap “Semakin di Depan”.