Beranda > Berita, Lain Lain > Yamaha Furusawa : “Rossi Adalah Seorang Jenius, Lorenzo Tidak Bisa Mengembangkan Mesin”

Yamaha Furusawa : “Rossi Adalah Seorang Jenius, Lorenzo Tidak Bisa Mengembangkan Mesin”

Siapa Masao Furusawa? Dia adalah seorang yang berjasa buat Yamaha . Bagi Rossi Furasawa adalah orang no 1 yang berjasa membuat M1 menjadi seperti sekarang. Berikut cuplikan interview Crash.net dengan Furasawa.

Q: Mr Furusawa, senang bertemu anda disini. Apakah Anda sudah memutuskan masa depan Anda?

Masao Furusawa: Saya masih ada waktu satu bulan setengah sebelum pensiun.Bebera tahun terakhi ini kami telah banyak diskusi, salah satunya apakah saya berhenti? Dalam beberapa bulan lalu presiden Yamaha Motors meminta saya untuk memperpanjang pekerjaan saya. Dan aku berkata ‘tidak’.

Saya merasa sudah terlalu lama saya di MotoGP, karena saya benar-benar tidak mengharapkan untuk tetap berada di sini dalam waktu lama ketika saya pertama kali mulai di tahun 2003. Pada waktu itu Yamaha menderita, kami tidak memenangkan kejuaraan selama sepuluh tahun, kemudian saya ditugaskan untuk mengubah semuanya.

Q: Melihat sejarah M1. Aku ingat versi pertama Karburator …

Masao Furusawa: Oh ya 2002, tahun 2003 saya menyarankan untuk mengganti dari karburator ke sistem injeksi dan camshaft chain-driven.

Aku selalu mendekati masalah sebagai semacam orang luar, konsultan, mencari dan merekomendasikan ini, ini dan ini. Sungguh kejutan besar bagi saya ketika aku ditugaskan ke MotoGP pada tahun 2003. ‘Wow! Ini semua tanggung jawab saya ‘. Dan tahun 2003 [hanya satu podium] sangat mengerikan, 2003 adalah neraka!

Saya pikir saat itu banyak hal yang salah, tapi aku baru mula terjun dunia balap, jadi itu hanya gagasan saya sendiri dari logika, analisis pemikiran dan pengalaman. Realitas ini belum tentu sama. Jadi beberapa orang skeptis terhadap saya, dan melihat saya dan berpikir ‘kita memahami apa yang Anda katakan, tetapi kenyataannya berbeda’.

Sangat sulit untuk meyakinkan orang-orang untuk pergi ke arah yang sama. Saya datang dengan ide yang cukup bagus “crossplane crankshaft” – [memanfaatkan teknologi big-bang]. Begitu saya bergabung tahun 2003 saya memulai desain. Setengah tahun kemudian prototipe pertama sudah bisa ditest di arena balap dekat markas Yamaha.

Hal pertama test rider katakan adalah “motor ini terasa lambat ‘. Kemudian semua orang menatap ku dan berpikir ‘Hmmm. Anda adalah orang yang memikirkan hal ini … ‘ kemudian dia berkata “Tapi lap time begitu cepat, ini terasa lambat karena sangat, sangat halus dan stabil. ”

Natal tahun 2003, Valentino Rossi datang ke Yamaha dan melaju untuk pertama kalinya di sini [di Sepang] pada bulan Januari 2004. Dia benar-benar jenius. Dia mencoba M1 dengan crossplane hanya lima atau enam lap, dan kemudian kembali dan berkata ‘motor ini adalah yang terbaik’. Meskipun lambat, karena powernya tidak begitu besar.

Kemudian aku mencoba beberapa kombinasi untuk dia sistem Four-valve , five-valve , crossplane, single plane. Dan Rossi memilih crossplane crankshaft dengan four-valve sistem. Semua orang di Yamaha saat itu sangat ketakutan, karena Yamaha selama ini sukses dengan five valve. Akan tetapi saat itu saya berpikir kita harus merubah semuanya dan Rossi saat itu memilih Crossplane + four valve berarti desain mesin yang benar benar baru, karena itu power tidak besar.

Q: Apakah itu pelajaran yang Anda ingin orang-orang di Yamaha untuk mengingat, bahwa sesuatu yang mungkin tidak selalu menghasilkan angka terbaik pada simulasi desain, tetapi hal yang paling penting untuk diingat adalah hubungan manusia dengan mesin?

Masao Furusawa:
Benar. Dan Anda harus ingat bahwa Valentino seperti seorang Raja. Kami semua berkerumun di sekitar dia ketika dia datang setelah mengendarai m1 untuk mendengarkan apa yang dia katakan – Apakah dia akan memberikan ‘Jempol keatas’ atau ‘jempol ke bawah’ untuk ide-ide kita?

Jadi saya benar-benar berhutang banyak terima kasih kepada Valentino untuk membuat pilihan yang jelas dan benar. Saya telah menunjukkan beberapa hasil dan bukti dengan prototipe, tapi mungkin hanya 50 persen orang berpikir ‘ok saya akan mengikuti Anda’, 50 persen lain masih berpikir ‘tidak.

Tapi setelah Valentino berkata ‘ya’, semua orang tahu itu adalah hal yang benar dan kami bisa mendapatkan banyak kekuatan dari orang-orang semua bekerja sebagai sebuah tim. Itulah salah satu alasan mengapa kita memiliki hasil yang baik seperti itu. Mungkin jika Valentino tidak datang ke Yamaha, aku akan (Menunjukan tangan keleher nya seperti dipenggal).

Yang menarik Furasawa juga membandingkan Lorenzo dan Rossi , di bercerita

“Ada perbedaan usia yang besar antara Valentino [31] dan Jorge [23]. Jorge masih muda dan ‘anak penasaran’ . Dia masih tumbuh. Sejauh ini dia hampir tidak ada pengetahuan untuk mengembangkan motor, jujur, tapi aku masih ingin melihat dia untuk beberapa tahun mendatang. Dia banyak berubah.

Tahun pertama ia datang ke Yamaha [2008] dia jatuh begitu banyak kali dan ia ingin mengubah motornya. Jadi saya berbicara dengan dia dan berkata ‘Anda harus beradaptasi gaya Anda dengan motor!’ Saya mengatakan hal yang persis sama dengan Valentino, dan Valentino mengubah gaya berkendara hanya dalam 10 detik. Jorge masih baru sehingga ia membutuhkan waktu lebih lama. Dan, berkat Valentino lagi, dia dan saya mengembangkan M1 dan semua yang kita butuhkan dari sekarang hanya sedikit set-up dan modifikasi”

  1. Februari 10, 2011 pukul 10:46 am

    sing penting greng betot gas menang..

  2. Februari 10, 2011 pukul 10:47 am

    lho pertamaxx to..

  3. Anonim
    Februari 10, 2011 pukul 5:17 pm

    wah berarti bentar lagi lorenso diasapin ma yang lain……

  4. Aa Ikhwan
    Februari 11, 2011 pukul 8:06 am

    Mantaplah.. 😀

  5. dany :)
    Februari 11, 2011 pukul 10:51 am

    Ya…waktu baca biografinya jg manteb tuh rossi… 🙂

  6. tzuka
    Februari 11, 2011 pukul 2:22 pm

    salut ma om Furusawa, orang yg mendesain M1, tp tetep inget ma rossi yg mengembangkan! bener2 berjiwa besar. kalo dia benar2 pensiun di yamaha akan susah mencari orang seperti ini 3-5 thn kedepan! puasa gelar lagi dech….

  7. lekdjie
    Februari 11, 2011 pukul 5:23 pm

    Sing nerjemahke top tenan,xixixi..

  8. Februari 12, 2011 pukul 8:46 am

    Furusawa pensiun, hmm bisa2 ntar Yamaha pensiun dr motoGP *imho

  9. powerpuffgirls
    Februari 14, 2011 pukul 10:59 am

    Jelas ketauan bahwa Rossi is the key..pegimane nasib yamaha abis ditinggal rossi ya?? jangan penjualan ikut menghilang, wedewww…

  10. Februari 15, 2011 pukul 10:00 am

    yah paduan yg pas…Furusawa, Rossi dan Burgess…kalo satu ilang ane rasa rada susah dah ngembangin :mrgreen:

  11. yudibatang
    Februari 15, 2011 pukul 4:18 pm

    wah..kalo saya habis tes motor, terus kasih masukan kemakanik, eh…mekaniknya gak mudeng… :mrgreen:

  12. Maret 1, 2011 pukul 1:33 pm

    Valentino Rossi adalah “GOD OF RACER”..
    Talenta terbaik yang pernah ada….sampai sekarang…..yang gahar d sirkuit dan piawai ST-UP motor.
    CAYOOO…. VR 46…..

    kalo ana sich…ROSSIFUMI

  13. Maret 18, 2011 pukul 10:31 am

    ngembangin RC211V, trus M1…coba liat perkembangan RC212V selepas Rossi..D.Pedrosa pun gak bisa ngembangin motor…sekarang saatnya ngembangin ducati mulai dari nol…kita liat aja nanti

  14. nesto
    Mei 26, 2011 pukul 11:58 am

    loresco cuma mulut besar doank, ga tau kembangkan motor…memalukan aja.

  15. Juli 25, 2011 pukul 12:31 pm

    beda kn rossi ama lorenzo…
    lorenzo pertama x dtng jth trus beda dgn rossi lngsung juara dunia…
    rossi emng jenius butuh wktu 10 detik untuk ngubah gaya balap beda dng lorenzo butuh wkt 2 thn….

    • Desember 13, 2012 pukul 11:48 am

      BEP = Break Even Point = Titik Impas = Tidak untung, tidak rugi. Misal biaya pdokursi 5rb rupiah dan kita jual barangnya seharga 5rb, maka tidak untung, tidak pula rugi. Tetapi karena bisnis kan pasti ingin profit, nah profitnya diperoleh dengan menaikkan harga jual barang. Sehingga selisih antara harga jual dan biaya pdokursi menjadi profit. Contoh lain, mas Jauhari untuk memproduksi theme membutuhkan biaya sebesar $25, maka BEP-nya di $25. Sehingga jika dijual $100 maka ada profit senilai $75.Sedangkan ROI (Return on Investment) adalah parameter untuk menghitung apakah suatu investasi itu menjanjikan, atau kapan balik modal. Misalnya dengan MacBook mas Jauhari. Dengan melihat profit itu per theme, mas bisa menghitung kapan investasi itu balik. Cara menghitungnya bisa dilihat di .Itu sepanjang yang saya tahu.

    • Desember 13, 2012 pukul 11:48 am

      BEP = Break Even Point = Titik Impas = Tidak untung, tidak rugi. Misal biaya pdokursi 5rb rupiah dan kita jual barangnya seharga 5rb, maka tidak untung, tidak pula rugi. Tetapi karena bisnis kan pasti ingin profit, nah profitnya diperoleh dengan menaikkan harga jual barang. Sehingga selisih antara harga jual dan biaya pdokursi menjadi profit. Contoh lain, mas Jauhari untuk memproduksi theme membutuhkan biaya sebesar $25, maka BEP-nya di $25. Sehingga jika dijual $100 maka ada profit senilai $75.Sedangkan ROI (Return on Investment) adalah parameter untuk menghitung apakah suatu investasi itu menjanjikan, atau kapan balik modal. Misalnya dengan MacBook mas Jauhari. Dengan melihat profit itu per theme, mas bisa menghitung kapan investasi itu balik. Cara menghitungnya bisa dilihat di .Itu sepanjang yang saya tahu.

  16. Dheck's Andrik LastPeople
    September 10, 2011 pukul 2:03 pm

    Rossi memang yang terbaik! MotoGP tanpa rossi di line depan! G’ d persaingan yang sebenarnya! Seperti halnya persaingan ROSSI vs LORENSO di MotoGp 2010 Motegi Japan! Dan Battle Rossi vs Stoner di Laguna Seca 2008!

    Dan kita tunggu hasil ubahan Rossi Di DUCATI Team!

  17. Juni 17, 2015 pukul 1:10 am

    t be for everybody, the call quality and reception vary should you don. And
    that trade-in offer is only good until September 30.
    Apple products make use of this to build graphical user interfaces, and
    now we are all knowledgeable about a “GUI” interface.

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar